Rabu, 23 Oktober 2013

Prinsip cara kerja kapal selam (hukum archimedes)


Mungkin pernah terfikir oleh kita atau dalam angan masa kecil kita pertanyaan  | mengapa kapal selam bisa timbul dan tenggelam ?|
Karena semakin bertambahnya pengetahuan, kita akhrirnya mampu mencari jawaban itu, entah lewat bertanya, membaca, dan lain sebagainya.
Kali ini saya akan membahas jawaban *kenapa* dengan ilmu yang telah kita dapatkan saat sekolah.
Apa itu kapal selam ....?
Kapal selam adalah alat transportasi di air yang sering dipergunakan dalam dunia militer untuk menyerang musuh dari dalam laut karena dapat melayang di dalam air dan juga terapung. Padahal kapal selam memiliki bobot mencapai ton.
Ternyata kapal selam menggunakan prinsip penerapan Hukum Archimedes( pelajaran fisika smp, sma) yang terkait dengan terapung, melayang dan tenggelam. Kapal selam memiliki beberapa bagian yang membuat kapal selam dapat melayang dan terapung di dalam air, bagian-bagian tersebut yaitu :

1.      Tangki Ballast berfungsi untuk menyimpan udara dan air.
2.      Katup udara, berfungsi untuk memasukkan udara ke dalam ballast (tangki).
3.      Katup air, berfungsi untuk memasukkan air ke dalam ballast (tangki).
4.      Tangki Kompresor udara, yang berfungsi memompa air keluar dari ballast dan diganti dengan udara.
Sesuai hukum Archimedes, syarat benda terapung adalah jika gaya apung lebih besar daripada berat benda. Kapal selam memiliki berat yang mencapai ton dan tidak mungkin dapat terapung seperti halnya batu yang dicelupkan ke dalam air.
Tetapi kenyataannya, kapal selam dapat terapung. Hal ini dikarenakan kapal selam memiliki tangki ballast dan katup udara yang membuat gaya apung kapal selam lebih besar dan berat kapal selam lebih ringan. Ketika katup udara dibuka udara  akan masuk memenuhi tangki ballast sehingga kapal selam akan ringan dan dapat terapung di air.
Dapat dikatakan bahwa tangki ballast ketika berisi udara berfungsi sebagai pelampung kapal selam sehingga kapal selam dapat terapung.
Kapal selam dapat melayang di dalam air karena kapal selam juga menerapkan prinsip Archimedes. Syarat benda dapat melayang di dalam air adalah ketika gaya apung benda sama besar dengan berat benda tersebut. Kapal selam ketika akan menyelam, membuka katup air  dan menutup katup udara sehingga air laut masuk ke dalam tangki ballast dan membuat berat kapal selam bertambah serta tenggelam hingga ke kedalaman yang diinginkan. Karena masih memiliki udara dari tangki kompresor udara, kapal selam dapat menyeimbangkan gaya apung dengan beratnya. Namun, kapal selam akan pecah dan hancur jika terlalu dalam menyelam karena sesuai prinsip tekanan hidrostatis yaitu, semakin dalam masuk ke dalam air maka tekanan hidrostatisnya akan semakin besar.

Ketika kapal selam akan naik ke atas permukaan air, kapal selam membuka katup udara sehingga air di dalam tangki ballast terpompa keluar dan kapal selam akan terdorong naik ke atas permukaan dan kembali terapung.

Begitulah jawabanya, mudah mudahan bermanfaat J

Selasa, 22 Oktober 2013

PROPOSAL KEGIATAN SEMINAR ENVIROMENTPRENEUR

453bf34abe72466b5dbb726f66e9453a.png

Logo acara
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MINAT (P2M)
Jalan Hang Jebat III/F.3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp.021723182 Email:bemjkl@ymail.com

 


       I.            LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bersama lingkungan hidup merupakan faktor utama dalam kelangsungan hidup manusia, pengelolaan lingkungan hidup atau sumber daya alam yang tepat akan mampu memberikan mamfaat bagi hidup manusia itu sendiri. Sebaliknya, eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup dapat mendatangkan bencana bagi umat manusia itu sendiri.
         Peran pemuda Indonesia sebagai agen transformasi sosial yang telah diwujudkan sejak zaman perjuangan kemerdekaan, perlu dihidupkan kembali dengan aksi-aksi nyata yang langsung

Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)



Ditulis oleh Jim Clark pada 23-09-2004
di salin oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan Jakarta II

Yuk belajar.
Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen, hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/bullet.gif Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah kehilangan oksigen.
Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:
Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut reaksi REDOKS.
Zat pengoksidasi dan zat pereduksi
Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.
Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.
Jadi dapat disimpulkan:
  • oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,
  • reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/bullet.gif Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen

Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama dan kini tidak banyak digunakan.
Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.
Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:


Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.
Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)
  •  
  • Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan hidrogen dari zat lain.
  • Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi hidrogen kepada zat lain.
http://www.chem-is-try.org/wp-content/migrated_images/bullet.gif Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron
Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.
Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:

Contoh sederhana
Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:
CuO + Mg -----> Cu + MgO

Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion penonton).


Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II).
Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).
Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat pengoksidasi (oksidator).
Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan pereduksi dalam hal transfer elektron.
Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer elektron:
  • Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
  • Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
  • Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
  • Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron
Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
  • Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
  • Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
  • Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More